Perjalanan Tak Berkesudahan

 

Perjalanan Tak Berkesudahan


Terima kasih sudah membuatku terbentur hebat pada luka lama yang begitu sesak.

Melihatmu lagi adalah ketidakinginan yang ku tahu bahwa semua itu merupakan ketidakmungkinan. Seberapapun aku pergi jauh, selama apapun aku mengusahakan tentang lupa yang tidak benar-benar lupa, seluas apapun aku berlapang dada. Ternyata rasa sakitku masih sama, sesak itu tidak pergi begitu saja.

Maaf, aku tidak kasam. Aku hanya manusia yang takut kembali jatuh pada cinta yang sudah membuat cerita indahku menjadi kelam.

Ku pikir semesta berbaik hati karena mengizinkan mataku untuk tidak melihat lagi matanya yang sayu, senyumnya yang beku, bibirnya yang kelu, dan tubuhnya yang kaku.

Ternyata aku salah, semesta hanya mengizinkanku berkelana lebih jauh, walaupun ingatanku tentang kisah lalu bergumul seperti paluh yang tak pernah luruh.

Perjalanan melupa adalah usaha paling tidak sempurna yang pernah ku coba. Lupa adalah mengingat sesak yang deras jatuh berkubang pada ingatan, dan tidak pernah mau pulang tanpa menghadiahi kenangan.  

Dan kini, ku biarkan sesak itu mengalir pergi tanpa ku desak. Biar lupaku benar-benar lupa, tanpa pernah lagi ku paksa.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Tentang Ia, Overthingking Namanya.

Peranku Untukmu

Sebuah Usaha dan Semoga