Lembaran Sunyi

-

Lembaran sunyi


Aku ingin pulang pada tulisan-tulisan sederhana itu, aku ingin bersemayam pada diksi yang selalu menari-nari. Aku ingin berlindung pada bait-bait sajak tak berpenghuni, aku ingin sendiri, tersembunyi dari jahatnya para pembenci.

Penaku sudah lelah menari-nari diatas kertas keras, tanganku sudah rapuh dengan segala peluh. Aku menulis sendiri disini, dan kau pergi. Lucu sekali, aku berjuang sendiri. Kau tahu? Tintanya berantakan, berserakan, seperti hati ini. Kau tidak jahat, hanya saja kau tak punya hati.

Aku tak menangis, sayang sekali jika waktuku terbuang untuk seseorang yang tidak tahu jalan pulang atau bahkan sengaja tidak pulang. Entahlah. Ruang ini tak pernah ku biarkan sepi, tapi selalu terasa sunyi. Rindu ini tak ku biarkan berlari-lari, tapi ia selalu mencari yang dicari. Tapi ku tahu, yang ku cari kini sudah ditelan bumi.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Tentang Ia, Overthingking Namanya.

-
Gambar
  Ini Tentang Ia, Overthingking Namanya. Di tengah ramainya semesta dan riuhnya manusia, ternyata ada yang lebih ramai dan lebih berisik, ya, isi kepala kita. Menuju tengah malam ada yang saling tarik menarik, berbisik hingga berisik. Jika boleh ku perkenalkan, ia adalah overthingking yang senang memenuhi isi kepala banyak manusia. Setiap kita pasti pernah overthingking terhadap segala sesuatu, menyimpan banyak tanya, hingga pada akhirnya menyimpulkan tanpa memberi jeda untuk bertanya yang sebenarnya. Teruntuk cemas, takut, dan khawatir, jangan beri ruang ia untuk masuk memperumit segalanya. Beri terang untuk tiap-tiap yang sedang redup, peluk erat untuk pikiran-pikiran yang sedang terikat. Jika overthingking mengetuk pintu, jangan mudahkan ia untuk masuk sebagai tamu yang tidak tahu waktu. Sibukkan diri, hingga lupa isi kepala sedang tak punya kendali. Juga tenangkan hati, agar yang over tidak lagi disorder . Teruntuk malam dan overthingking-nya , tolong beri jeda untuk reh
Baca selengkapnya

Peranku Untukmu

-
Gambar
Peranku Untukmu Bahagiamu, bahagiaku juga. Dukamu, dukaku juga. Aku selalu ada kapanpun kau membutuhkan teman bercerita, aku ada kapanpun kau membutuhkan pundakku. Ini peranku yang ku perankan dengan sepenuh hati untukmu, untuk mengembalikan ceriamu. Ku tahu kau mencintainya, tanpa pernah menyadari cintaku. Bagiku itu tak masalah, bahagiamu yang utama. Aku sadar, aku hanya dicari jika kamu sedang butuh teman. Aku hanya dicari jika kau menangis karenanya, aku tempatmu pulang jika kau terluka. Hanya semesta yang tahu sebesar apa cintaku padamu, biarlah ilalang-ilalang tua menjadi saksi ketegaran hati ini. Biarlah waktu yang menyadarkanmu, bahwa cintaku lebih besar dari cintanya. Jangan sungkan, aku sudah biasa menjadi tempat pelarian.
Baca selengkapnya

Sebuah Usaha dan Semoga

-
Gambar
Sebuah Usaha dan Semoga Ramahnya mentari, baiknya bumi, sejuknya angin pagi, masih belum mampu menyadarkan diri ini yang senang sekali berharap pada manusia. Iya aku, manusia yang sudah mengetahui sumber kecewa tetapi masih saja menganggapnya istimewa. Iya aku, manusia yang selalu minta diobati padahal obatnya adalah diri sendiri. Iya aku, manusia yang tak pernah berhenti menyalahkan diri sendiri karena selalu kembali masuk ke jurang yang sama berulang kali.               Pernah menjadi manusia paling bahagia karena mu, namun tidak jarang menjadi manusia paling menyedihkan karena mu juga. Sesedih itu menjadi aku, terlalu menunda ekspektasi terlalu tinggi padahal tidak tahu sekenario Sang Pencipta seperti apa. Ini teguran namanya, bukan ketidakadilan.             Malam selalu jadi waktu paling menyenangkan untuk mengevaluasi berbagai ambisi, segala amunisi, dan kehendak yang dibuat sendiri. Malam selalu punya caranya sendiri untuk menyampaikan ribuan pesan dari bany
Baca selengkapnya