Daktiloskopi
Daktiloskopi
Hidup ini mengenal dan tidak mengenal atau bahkan
belum mengenal. Uniknya, kita adalah dua insan yang belum sama-sama saling
memahami. Kita sama-sama tahu, tetapi belum sama-sama untuk mau mengenal. Kita sama-sama
mengenal, tetapi belum sama-sama mengerti. Kita sama-sama mengerti, tetapi
belum sama-sama memahami. Aku memilih untuk lebih memahami, aku tidak ingin
hanya mengerti karena aku tahu bahwa yang mengerti belum tentu memahami, tetapi
yang yang memahami sudah pasti mengerti.
Kamu tahu tidak? Aku sedang mempelajari Daktiloskopi,
agar aku dapat mengenal siapa kamu. Setelah mengenal tanpa kau kira lancang,
aku dapat memahami. Daktiloskopi, ilmu yang sering dipakai kepolisian untuk
dapat mengidentifikasi seseorang agar orang tersebut dapat dikenali. Tapi
disini, aku mempelajari Daktiloskopi untuk dapat mengenalmu, untuk dapat
memahamimu.
Aku adalah insan yang senang berusaha mengenalmu,
karena bagiku itu merupakan hal yang menyenangkan. Aku seperti detektif yang
sibuk mencari-cari cara agar dapat mengenalmu, lucu sekali. Lebih lucunya lagi,
kau seperti tidak menyadari itu. Atau mungkin kau sedang pura-pura tidak tahu,
ah aku harap begitu.
Semesta selalu membisu saat aku menanyakan siapa sebenarnya
dirimu, seakan semesta belum mengizinkanku mengenalmu. Berbeda dengan hujan, ia
seperti mendukungku untuk mengenalmu karena ketika hujan turun, ia selalu
membawa rindu dan rindu itu tentangmu. Hal ini semakin menyenangkan, lebih
menyenangkan lagi ketika kita sama-sama berjuang untuk saling mengenal.
Cianjur, 21 Oktober 2018
12.57 WIB
Komentar
Posting Komentar