Karena Tanpa “Tentang Kita” Aku Tetap Akan Bisa


Karena Tanpa “Tentang Kita” Aku Tetap Akan Bisa




Pemberhentianku sudah benar-benar pergi, tidak akan pernah kembali.  Jejaknya sudah tak mampu ku temui lagi, diantara pasir-pasir halus yang selalu menjadi tempat paling menyenangkan bagi ku dan dirinya. Namun, senyum lekuk bulan sabitnya selalu mampu ku lihat dibibir pantai. Terlihat sederhana sekali. 

Langkahku selalu membersamainya kearah yang paling indah dan apa adanya, aku rindu. Ribuan bintang selalu ku pandang dan ribuan kenangan selalu ku temukan, lagi-lagi tentang dirinya. Aku adalah separuh darinya dan dirinya adalah separuh dariku, kita adalah kisah yang ditakdirkan untuk tidak mengakhiri kisah bersama. Namun, kita adalah kisah yang selalu menginginkan akhir untuk bersama.

Kini, sudah lama sekali dirinya meninggalkanku. Rindu memang, tapi rinduku tak terbalas. Senang rasanya karena dirinya bahagia disana, bersama hal-hal baru yang belum aku tahu. Tapi dari setiap senyum lekuk bulan sabitnya yang selalu aku temui dibibir pantai, aku dapat menyimpulkan bahwa dirinya selalu bahagia. 

Kekasih, aku sedang sendiri disini. Dibibir pantai, tempat aku selalu menemukan senyum paling manis yang pernah aku temui. Aku selalu mengingat hal-hal yang sudah kita rencanakan, keinginan yang paling mulia dan sederhana. Dan kita harus mampu mewujudkannya walaupun tanpa kata bersama, ini tantangannya. 

Kekasih, aku bisa walaupun tanpa kata bersama. Aku mampu walau tak ku lihat lagi jejakmu, namun hatimu selalu mampu menuntun hatiku. Kita bisa walau dalam dunia yang berbeda, karena kita adalah kisah yang selalu menginginkan akhir untuk bersama.

Cianjur, 27 September 2018.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Tentang Ia, Overthingking Namanya.

Peranku Untukmu

Sebuah Usaha dan Semoga