Postingan

Terlihat Senang Belum Tentu Tenang

Gambar
  Terlihat Senang Belum Tentu Tenang Semakin dewasa, kita akan bertemu dengan beragam manusia. Dengan beragam badai di hidupnya. Semakin dewasa, kita akan ketemu banyak orang dan ngobrolin banyak hal. Dan kita akan semakin tersadar, bahwa setiap kita sedang melawan badainya masing-masing. --- Gak sedikit dari mereka yang bertingkah biasa aja. Bahagia-bahagia aja. Senang-senang aja. Ketawa-ketawa aja. Gak sedikit dari mereka yang meluangkan banyak waktu untuk mendengarkan orang lain. Gak sedikit dari mereka yang jadi tempat pulang untuk orang lain. Padahal kita gak pernah tahu, sebesar apa masalah hidupnya. Kalian pernah gak nanya sama orang yang selalu ada untuk kalian, apakah mereka selama ini baik-baik aja atau engga? Kalau belum pernah, coba deh sesekali untuk bertanya sama mereka. Iya, sama mereka yang keliatannya bercanda terus. Sama mereka yang keliatannya bahagia terus. Sama mereka yang selalu ada buat orang lain. Apapun

Insecurity

Gambar
  Insecurity Setiap kita pasti memiliki beragam rasa insecure. Entah itu insecure terhadap kecantikan orang lain. Entah itu insecure terhadap prestasi orang lain. Entah itu insecure terhadap suara orang lain. Entah itu insecure terhadap pengetahuan orang lain. Dan ada banyak rasa insecure lainnya. Tidak apa jika sesekali merasa insecure. Karena insecure adalah hak setiap manusia. Insecure adalah hal yang wajar. Tapi, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Dan rasa insecure yang berlebihan juga tidak baik. Tidak baik untuk diri kita sendiri. Karena dengan hal tersebut, seseorang jadi lupa bahwa diri sendiri pun punya banyak hal yang istimewa. Rasanya akan capek apabila terus menerus merasa insecure. Rasanya jadi seperti menyiksa diri sendiri; jadi banyak mindernya, banyak gak bersyukurnya, karena terlalu fokus pada kelebihan orang lain dan bergumul pada kekurangan diri sendiri. Yang harus disadari, jika terus menerus terkungkung rasa insecure tidak akan pernah ada ha

Isi Kepalanya Lagi Berantakan, Ya?

Gambar
  Isi Kepalanya Lagi Berantakan, Ya? Perjalanan setiap orang pasti berbeda. Garis start dan finish nya juga berbeda. Jadi, jika terus menerus membandingkan diri dengan orang lain memang tidak akan ada habisnya. Jika saat ini sedang tidak baik-baik saja. Jika saat ini sedang merasa bahwa “hidup banyak banget ya kejutannya?” Jika saat ini mengira bahwa semesta tidak adil dalam bekerja. Jika saat ini sedang merasa tertinggal dari orang lain. Dan, jika saat ini sedang kebingungan dan ketakutan akan masa depan. Percayalah .             Hal yang dirasakan itu merupakan sesuatu yang wajar. Hal-hal demikian, pasti selalu hinggap dalam pikiran. Sesekali akan bergumul di kepala. Tidak apa, jika saat ini sedang merasa ada di fase banyak takutnya. Karena perjalanan menuju dewasa yang menyenangkan, memang harus melewati hal-hal yang menguras pikiran.             Pikirkan saja hal-hal yang sedang kamu khawatirkan. Apabila dirasa lelah saat memikirkannya, cobalah untuk menenangkan

Muara Terbaik-Nya

Gambar
  Muara Terbaik-Nya               Ternyata benar. Sehebat apapun kita, sekuat apapun bertahan, selapang apapun berdoa, semuanya tidak selalu tentang baik-baik saja. Ada masanya kita terluka, menangis, ingin menyerah, tidak ingin melakukan apa-apa, dan pasrah begitu saja. Inilah hidup. Tidak pernah terduga jalan cerita-Nya .             Kita harus percaya, bahwa apa-apa yang tidak ditakdirkan untuk kita, pada akhirnya tidakn menjadi miliki kita. Mungkin, kita pernah tertatih-tatih begitu keras untuk menjadi juara di suatu perlombaan. Melewati banyak malam untuk menghabiskan banyak soal latihan. Tetapi, semesta belum beri hadiah untuk jadi juara pertama.             Pernah mencintai dengan begitu sungguh, memberi yang Ia butuh. Menjadi obat saat segala hal dalam hidupnya runtuh. Tetapi kenyataannya, semua sia-sia. Ia pergi saat lukanya sudah mengering dan memilih orang lain. Dan masih banyak pernah lainnya yang tak jarang berujung kecewa.             Tap

Jadi Dewasa Gini Banget, Ya?

Gambar
  Jadi Dewasa Gini Banget, Ya?                   Tidak sedikit di antara kita pasti pernah berpikir bahwa jadi dewasa ternyata gini banget, ya ? Jika sedang merasakan hal tersebut, gapapa. Itu bukan suatu hal yang salah. Pada kenyataannya perjalanan jadi dewasa memang berliku dan tidak sederhana. Jadi wajar, jika kamu sering merasa gak baik-baik aja. Ketika ingin berbagi keluh kesah, tak jarang diurungkan tiba-tiba. Terlintas di kepala, bahwa orang lain juga pasti punya lara dan luka. Tapi yang harus kamu ingat, bahwa sesekali kamu perlu mengeluarkan hal-hal sesak dalam dada. Walaupun tidak semuannya, setidaknya ceritamu punya pendengarnya. Rasanya senangkan? Ketika bercerita, lalu didengarkan dengan seksama. Kadang memang tidak perlu saran, tetapi hanya butuh didengarkan. Ternyata jadi dewasa gini banget, ya? Harus terbiasa dengan hal-hal tidak terduga. Takut akan masa depan, hingga lupa menikmati dan memaksimalkan hari ini. Frustras

Yang Selalu Ada Belum Tentu Istimewa

Gambar
  Yang Selalu Ada Belum Tentu Istimewa Dukamu milikku, bahagiamu miliknya. Aku bisa apa? Dirangkai begitu rumit cerita yang harus kau lalui. Semesta sepertinya senang beri banyak uji coba. Kuatmu, ku lihat lemah. Tawamu, ku lihat itu palsu. Lamunanmu, ku lihat itu berat. Tangismu, ku lihat itu lirih paling perih. Aku tidak bisa apa-apa untuk membuatmu kembali tertawa. Aku hanya bisa selalu ada, dan semoga membuatmu sedikit lega. Jika kau tidak punya ruang dan tempat pulang, biar pundakku jadi tempat paling nyaman. Tapi tolong, jika sedih itu sudah hilang, jangan langsung pergi ya. Sedikit saja aku ingin menikmati bahagiamu. Aku senang jika kau masih tahu arah jalan pulang, ketika luka dan dukamu kembali menyerang. Tapi boleh aku sedih dan terluka? Aku sedih dan terluka ketika kau kembali ceria, kau seperti amnesia dan pulang entah ke pelukan yang mana. Aku ini siapa ? Oh iya, aku adalah manusia sukarela yang selalu ada padahal tidak istimewa. Tua

Rindang Rinduku

Gambar
  Rindang Rinduku Aku rindu pada pulangku yang candu. Merebah lelah pada pelukmu yang ruah. Mengeja luka pada teduhmu yang ku puja. Menertawakan kejamnya semesta dengamu yang syahdu akan sukacita. Aku rindu pada lapangnya sabarmu. Meraba makna denganmu yang begitu adiwarna. Menengadah melihat cahaya, yang tampak hanya gelap gulita. Maaf rinduku begitu khusu, sehingga membuat tenangmu tak lagi padu. Maaf rinduku keterlaluan, kenangan kita begitu berserakan. Kamu sedang apa? Tidakkah kamu melihat ke luar jendela? Rinduku bergala menunggu tuannya yang jauh berkelana. Maaf aku hanya berucap maaf. Rinduku sudah tidak cukup disuarakan lewat paragraf.